Sabtu, 28 Maret 2009

BOS 71 Menang Melawan 12

Seperti yang kita semua tau, bahwa SMAN 12 mengajak BOS 71 sparring.
Akhirnya pada tanggal 28 Maret 2009, sparring jadi dilakukan.

Saat tim BOS sampe di GOR Balai Rakyat langsung aja disambut ramah dengan tim 12, terutama ketua 12, Prama.
Tanpa banyak basa-basi, ketua BOS dan 12 sepakat langsung memulai sparring.

Karena bingung mau nulis apa, langsung aja deh kita liat hasil pertandingannya:

Team A:
single putra : afary (menang 21-7/21-3)
single putri : dini (menang 21-15/21-17)
ganda putra : mahari - agung (21-11/19-21/21-15)
ganda putri : dita - qori (menang 21-11/21-11)
ganda mix : mangga - wiwi (kalah set 19-21/22-24)

Team A menang dengan agregat 4-1

Waktu mau memulai pertandingan tim B, sma 12 minta supaya pertandingan ganda putri dan single putri diganti ganda putra, gara-gara 12 udah keabisan pemain cewek.

Team B
single putra : Bagus (kalah 16-21/21-17/15-21)
ganda putra : sondha - ridho ( kalah 21-19/22-20)
ganda putra : salman - zandy (menang - skor tidak diketaui-)
ganda putra : gebha - haikal (menang 22-24/14-21)
ganda mix : agung - ai nenden ( menang 21-19/22-20/21-16)

Tim B menang agregat 3-2.

Agregat sekolah:
BOS 71 - 7 vs SMAN 12 - 3

Kemenangan melawan 12 tentunya jadi obat atas kekalahan kita melawan 59 pas O2SN kemaren. Dan dengan kemenangan ini tentunya kita berharap ke depannya BOS 71 bisa terus berprestasi.

BOS 71! JAYAAA!!!

Rabu, 25 Maret 2009

Daftar Pemain yang Akan Turun dalam Sparring dengan 12

Ini daftar nama pemain yg akan turun dalam sparring dengan SMA 12:

Team A
Single putra : Afary
Single putri : Dini
Double putra: Mahari - Agung
Double putri : Dita - YP
Double mix : Zandy - Ina

Team B
Single putra : Bagus
Single putri : Ai Nenden
Double putra : Sondha - Haikal
Double putri : Astrie - Adinda
Double mix : Mangga - Wiwi

Keputusan pemain belom final. Jadi masih bisa berubah sewaktu - waktu.

Minggu, 22 Maret 2009

Kenali Gaya Bermain Kamu (3 Gaya Bermain Bulutangkis)

Terkadang kita ingin sekali jago bermain bulutangkis. Sayangnya kita ga kenal gaya permainan kita. Jadinya saat main di lapangan kita main membabi-buta, asal-asalan.
Bagi yang mau tau gaya bermain di bulutangkis, yuk kita baca artikel yang ditulis mantan atlet legendaris Malaysia, Tan Aik Huang yang udah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selamat menikmati.

Di permainan tunggal, ada tiga gaya bermain:

1. Gaya menyerang cepat (Penyerang)
Gaya ini banyak melancarkan smes, drop shot dan net yang dikembalikan dengan cepat, lob yang menyerang. Servis pendek lebih sering digunakan dengan dorongan tiba-tiba dari atas net ke arah belakang lawan.
Pergerakan badan cepat.

2. Gaya gerak tipu (Pengecoh)
Servis tinggi lebih sering digunakan dan diarahkan ke batas garis belakang lawan. Lob juga lebih dalam dan terarah, sedangkan drop shot dilakukan dengan gerak tipu dan jatuh tipis di dekat net. Pukulan net cenderung tajam dan menipu walaupun tidak dimainkan secepat gaya si Penyerang.

Pertahanan si Pengecoh tergolong lebih baik. Pukulan dorongannya ke belakang lawan terarah dan cenderung mengecoh. Smes tidak banyak dikeluarkan, dan pergerakan pemain dengan gaya ini lebih stabil dan
''santai'', dengan penguasaan lapangan yang lebih baik.

3. Gaya sederhana dan bertahan (Penjaga Gawang).
Kebanyakan pukulannya sederhana dan jelas terbaca dibandingkan dengan si Pengecoh. Servisnya kebanyakan servis tinggi dan mengarah ke batas lapangan di belakang. Pukulan netnya sederhana saja walaupun terkadang sering menyeberangkan bola ke sisi lain lapangan. Drop shot-nya tajam tapi tidak secepat si Penyerang.

Gaya bermain ini dimaksudkan untuk membuat lawan letih dengan bermain sederhana tapi jarang membuat kesalahan sendiri.

Hampir semua pemain profesional menggunakan kombinasi dua gaya dengan salah satunya lebih dominan. Contohnya, Zhao Jianhua secara apik menggabungkan gaya menyerang dengan gaya tipu, sedangkan Foo Kok Keong dan Ardy Wiranata adalah tipe Penjaga Gawang.

Ada kalanya mereka berlabuh pada gaya menyerang, contohnya Rudy Hartono. P. Gopichand juga terkadang menjadi seorang penyerang walaupun sering pula mengecoh. Susi Susanti adalah seorang Penjaga
Gawang yang sangat mengagumkan.

Pemain muda biasanya akan mengikuti gaya bermain atlit pujaannya. Saat ini, gaya yang sedang 'ngetren' adalah gaya menyerang yang diwarnai dengan banyak smes lompat dan serangan-serangan lob. Sangat lumrah bagi pemain muda mengikuti gaya pemain favoritnya atau mengikuti tren yang ada. Tetapi perlu diingat bahwa para juara pun adalah individu yang berbeda-beda, karenanya untuk menjadi seorang juara tetap perlu yakin terhadap keunikan gaya bermain sendiri.

Tanyalah pada diri anda:

Pertanyaan pertama:
• Apakah karakter saya cocok dengan gaya bermain yang saya ikuti ini?
• Apakah karakter saya agresif dan tidak sabaran dan suka mengambil resiko? [Karakter ini cocok dengan gaya menyerang]
• Apakah saya tipe orang sabar dan ulet yang menikmati reli panjang untuk menyingkirkan lawan? [Karakter ini cocok dengan gaya bertahan]
• Apakah saya tipe orang sabar yang senang perminan yang berkualitas dan sangat menikmati dapat mengontrol lawan? [Karakter ini cocok
dengan gaya tipu]

Pertanyaan kedua:
• Apakah kondisi fisik saya mumpuni untuk bermain gaya tersebut?
• Apakah stamina saya mencukupi untuk terus-terusan melancarkan smes tajam dan keras?
• Apakah saya terlalu pendek untuk bermain menyerang? Apakah saya butuh waktu untuk menjangkau seluruh bagian lapangan saya dibandingkan dengan para pemain yang walaupun tingkat refleksnya sama dengan saya tetapi berpostur lebih tinggi?
• Bagaimana saya bisa menggunakan stamina fisik dan mental saya yang memadai secara efektif?

Pertanyaan ketiga:
• Apakah saya mampu mengontrol pukulan yang sesuai dengan gaya bermain ini?
• Apakah pukulan saya sederhana, konsisten dan tajam, ataukah mengecoh?
• Manakah pukulan saya yang paling dikuasai? Smes, bertahan, lob, dsb?
Jangan hanya mengikuti tren, tapi temukanlah gaya bermain sendiri sehingga ketika anda mengikuti pemain favorit anda, anda tidak mengikuti secara buta tetapi dapat mempelajari kelebihan gaya bermainnya. Dengan cara demikian, anda dapat meningkatkan kemampuan anda untuk bertarung melawan berbagai macam gaya lawan.

Ditulis oleh: Tan Aik Huang (Malaysia)
Terjemahan oleh: Dania Ciptadi

Bulutangkis, Rahasia Jadi Kampiun All England

Sumber: Caninews

Ketika Caninews bertemu Icuk Sugiarto, juara dunia bulutangkis, kami meminta saran agar bisa menjadi kampiun bulutangkis. Sang ahli kemudian memberikan resep istimewa yang menjamin (minimal) Anda menjadi juara Agustusan tingkat kelurahan.

Jadi bacalah! Ini penting sebagai bagian dari kamus hidup Anda. Lihat tipe musuh Anda, apa kelemahannya, dan kalahkan dia segera:

Tipe penyerang: Pemain menyerang, tutur Icuk, biasanya meminimalkan bola-bola tinggi, cenderung melakukan tekanan dengan smash, mengawali dengan serve/servis pendek, dan permainan net-nya bagus. Tujuan servis pendek dan permainan di dekat net adalah agar lawan memberikan bola tanggung sehingga bisa langsung di smash. Mereka juga sangat suka jika diajak main drive -permainan dengan pukulan cepat sejajar. Jika Anda terjebak dalam permainan net atau drive, akan terlihat bahwa kaki mereka sangat lincah bergerak, sekedar menggeser kaki tanpa harus diangkat.
Kelemahan: Pemain menyerang jarang memiliki pertahanan yang bagus dan hanya sedikit yang punya stamina bagus.

Cara mengalahkan: Anda harus bisa memainkan irama. Setiap pengembalian bola usahakan melambung ke belakang. Begitu juga saat Anda menerima servis pendek, jika Anda kesulitan untuk melambungkan bolanya ke belakang, kembalikan ke sisi net yang jauh dari lawan. Ingat, pemain menyerang terlatih untuk maju setelah servis. Mengembalikan bola ke sisi net yang jauh dari lawan akan membuatnya mati langkah.

Tipe bertahan: Mereka cenderung memperlambat tempo dengan permainan rally. Pemain tipe ini biasanya memiliki stamina, pertahanan, dan lob –pukulan jauh ke belakang– yang bagus. Mereka juga tidak terlalu mengandalkan smash tapi lebih mengandalkan pukulan-pukulan untuk merusak pertahanan lawan. Setelah lawan mengalami penurunan stamina, barulah mereka melakukan serangan.
Kelemahan: Selama pertandingan konsentrasi mereka harus selalu penuh untuk membaca kaki lawan dan tidak ‘mati’ saat diserang mendadak. Jika konsentrasinya buyar, mereka hanya bisa mengembalikan bola tanpa memikirkan arahnya. Selain itu, pemain bertahan jarang memiliki pukulan yang mematikan.

Cara mengalahkan: Ajak bermain cepat atau pancing mereka untuk menyerang, biasanya mereka akan melakukan kesalahan sendiri. Selain itu, umumnya pemain bertahan selalu lambat start –mereka terlebih dahulu membaca permainan lawan. Anda bisa memanfaatkannya dengan mencuri angka, setelah memimpin cukup jauh cari cara untuk membuyarkan konsentrasinya.

Sabtu, 21 Maret 2009

BOS 71 Mini-Tournament

21 Maret 2009, anggota BOS yg datang latihan hanya sedikit.
Karena merasa tidak bisa latihan secara optimal, ketua BOS, Adi, mutusin buat bikin mini tournament.
Pertandigan bersistem ganda.
Setelah berbagai pertandingan, akhirnya pasangan yg masuk final adalah adi-kamara vs mahari-zandy.
Pasangan adi-kamara bisa masuk ke final setelah menang wo dari pasangan david-salman.
Pasangan Mahari-Zandy masuk ke final juga gara-gara menang wo. Maka terjadilah ALL-WO Final.

Pertandingan jadi lucu, gara-gara Salman ngajuin taruhan ke Mahari-Zandy. Kalo Adi-Kamara bisa mencetak 5 poin, mereka mesti beliin Salman Pocari Sweat. Mahari-Zandy pun mainnya membuas. Ternyata karena ada taruhan itu Adi-Kamara jadi semangat untuk ngebuat mahari-zandy beliin Salman Pocari Sweat. dan usaha mereka ga sia-sia. Target berhasil dipenuhi, Mahari-Zandy terpaksa mesti beliin Salman Pocari Sweat.

Akhirnya pasangan ketua BOS dan si anak baru di BOS, adi-kamara mesti tertunduk setelah kalah dua set langsung oleh pasangan mahari-zandy.

Jadi juara BOS71 Mini-Tournament adalah Mahari-Zandy, dengan hadiah utang Pocari Sweat ke Salman, haha.

SMAN 12 Ajak BOS 71 Sparring

Pada tanggal 21 Maret pagi, sekitar pukul setengah sembilan BOS 71 kedatangan tamu, perwakilan dari ekskul badminton SMAN 12. Para teman kita dari SMAN 12 yang berjumlah 3 orang ini langsung disambut ramah oleh ketua BOS 71,Adi, yang ditemani Salman dan Pak Wahyudin.

Mereka datang untuk mengajak BOS sparring. Tentu saja kita langsung nerima tawaran itu, maklum BOS juga sebenernya lagi nyari-nyari lawan buat sparring.

Akhirnya kita sepakat sparring di GOR Pondok Bambu tanggal 28 Maret jam 10.

Format pertandingan yang udah disepakati adalah:
Setiap sekolah punya dua tim. Tim A dan tim B.
Nah setiap tim itu akan menghadapi 5 pertandingan.
1 single putra.
1 single putri.
1 ganda putra.
1 ganda putri.
1 ganda campuran.

BOS 71 juga sepakat nyediain kok buat pertandingan, tempat tentunya udah disiapin pihak 12.

Selain ngajak sparring,temen-temen kita dari 12 ini juga menjanjikan akan mengajak BOS 71 ikut dalam 12Cup. Mudah-mudahan aja BOS 71 bisa juara 12Cup. Amin.
Yang jelas sparring melawan 12 ini bakal menguji seberapa hebatkah BOS71 saat ini.

Susi Susanti







Lucia Francisca Susi Susanti (Hanzi: 王蓮香, pinyin: Wang Lian-xiang, lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat, 11 Februari 1971; umur 38 tahun) adalah seorang pemain bulutangkis Indonesia.
Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996.
International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.

Prestasi
Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
Juara World Championship 1993
Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994
Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
Juara Malaysia Open 1993, 1994, 1995, dan 1997
Juara Japan Open 1992, 1994, dan 1995
Juara Korea Open 1995
Juara Dutch Open 1993
Juara Denmark Open 1991 dan 1992
Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
Juara Swedish Open 1991
Juara China Taipei Open 1991 dan 1994
Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Piala Uber Indonesia)

Penghargaan
Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama

Rudi Hartono



Rudy Hartono Kurniawan (Hanzi: 梁海量, Nio Hap Liang; translasi fonetik nama Indonesianya ke bahasa Tionghoa: 哈托诺 Hatuonuo; lahir di Surabaya, Jawa Timur, 18 Agustus 1949; umur 59 tahun) adalah seorang mantan pemain bulutangkis Indonesia. Ia pernah memenangkan kejuaraan dunia di tahun 1980, dan Kejuaraan All England selama 8 kali pada tahun 1960'an dan 1970'an.


Masa Kecil
Rudy Hartono adalah anak ketiga dari 9 bersaudara yang lahir dari pasangan Zulkarnain Kurniawan. Orang tua Rudy tinggal di Jalan Kaliasin 49 (sekarang Jalan Basuki Rahmat), Surabaya, Jawa Timur dan bekerja sebagai penjahit pakaian pria. Selain itu orang tua Rudy juga mempunyai usaha pemrosesan susu sapi di Wonokromo, Jawa Timur.
Seperti anak-anak seumuran lainnya, Rudy kecil juga tertarik dengan berbagai macam olahraga sejak SD, terutama atletik dan renang. Pada masa SMP dia juga berkecimpung di olahraga bola voli dan pada masa SMA dia juga adalah pemain sepak bola yang handal. Tapi dari semua olahraga yang dia ikuti, keinginan terbesarnya akhirnya hanya jatuh pada permainan bulutangkis. Pada usia 9 tahun, Rudy kecil sudah menunjukkan bakatnya di bulutangkis. Tetapi ayahnya baru menyadarinya ketika Rudi sudah berumur 11 tahun. Sebelum itu Rudy hanya berlatih di jalan raya aspal di depan kantor PLN di Surabaya, yang sebelumnya dikenal dengan Jalan Gemblongan -- ditulis oleh Rudy Hartono dalam bukunya Rajawali Dengan Jurus Padi (1986). Rudy berlatih hanya pada hari Minggu, dari pagi hari hingga pukul 10 malam. Setelah merasa cukup, Rudy memutuskan utuk mengikuti kompetisi-kompetisi kecil yang ada di sekitar Surabaya yang pada masa itu biasanya hanya diterangi oleh sinar lampu petromax.
Setelah ayahnya menyadari bakat anaknya, maka Rudy kecil mulai dilatih secara sistematik pada Asosiasi Bulutangkis Oke dengan pola latihan yang telah ditentukan oleh ayahnya. Sekedar informasi, ayah Rudy juga pernah menjadi pemain bulutangkis di masa mudanya. Zulkarnain pernah bermain di kompetisi kelas utama di Surabaya. Zulkarnain pertama kalinya bermain untuk Asosiasi Bulutangkis Oke yang dia dirikan sendiri pada tahun 1951. Di asosiasi ini ayah Rudy juga melatih para pemain muda. Program kepelatihannya ditekankan pada empat hal utama yaitu: kecepatan, pengaturan nafas yang baik, konsistensi permainan dan sifat agresif dalam menjemput target. Tidak mengherankan banyak program kepelatihannya lebih menekankan pada sisi atletik, seperti lari jarak panjang dan pendek dan juga latihan melompat (high jump).
Ketika Rudy mulai berlatih di Asosiasi yang dimiliki ayah pada saat itulah Rudy merasakan latihan profesional yang sesungguhnya. Pada saat itu asosiasi tempat ayah Rudy melatih hanya mempunyai ruangan latihan di gudang gerbong kereta api di PJKA Karangmenjangan. Dengan kondisi seperti itu Rudy tetap berlatih dengan bersemangat bahkan dia merasa bahwa tempat latihan ayahnya jauh lebih baik dari tempat latihan sebelumnya karena ruangan gedung telah memakai cahaya lampu listrik sehingga dia bisa tetap berlatih dengan maksimal sampai malam hari. Selain itu lapangan yang disediakan juga lebih baik dibanding sebelumnya dan juga ada kantin yang berada di samping gedung latihan.

Awal Karir Profesional
Setelah beberapa lama bergabung dengan grup ayahnya, akhirnya Rudy memutuskan untuk pindah ke grup bulutangkis yang lebih besar yaitu Grup Rajawali, grup yang telah melahirkan banyak pemain bulutangkis dunia. Pada awal dia bergabung dengan grup ini, Rudy merasa sudah menemukan grup terbaik untuk mengembangkan bakat bulutangkisnya. Akan tetapi setelah berdiskusi dengan ayahnya, Rudy mengakui bahwa jika dia ingin karirnya di bulutangkis meningkat maka dia harus pindah ke tempat latihan yang lebih baik, oleh sebab itu Rudy memutuskan untuk pindah pada Pusat Pelatihan Thomas Cup pada akhir tahun 1965. Tak lama setelah itu, penampilan Rudy semakin membaik. Bahkan dia turut ambil bagian dalam memenangkan Thomas Cup untuk Indonesia pada tahun 1967. Pada umur 18 tahun, untuk pertama kalinya Rudy memenangkan titel Juara All England dengan mengalahkan Tan Aik Huang dari Malaysia dengan hasil akhir 15-12 dan 15-9. Setelah itu dia terus memenangkan titel ini sampai dengan tahun 1974.


Daftar prestasi pada kejuaraan All England
1968: Menang - mengalahkan Tan Aik Huang, (Malaysia)
1969: Menang - mengalahkan Darmadi (Indonesia)
1970: Menang - mengalahkan Svend Pri (Denmark)
1971: Menang - mengalahkan Muljadi (Indonesia)
1972: Menang - mengalahkan Svend Pri (Denmark)
1973: Menang - mengalahkan Christian Hadinata (Indonesia)
1974: Menang - mengalahkan Punch Gunalan (Malaysia)
1975: Kalah - dikalahkan Svend Pri (Denmark)
1976: Menang - mengalahkan Liem Swie King (Indonesia)
1977: - Tidak ikut
1978: Kalah - dikalahkan Liem Swie King (Indonesia)

Penghargaan
Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Jasa Utama

Icuk Sugiarto


Icuk Sugiarto (lahir di Solo, Jawa Tengah, 4 Oktober 1962; umur 46 tahun) adalah juara dunia bulu tangkis tahun 1983, yang juga adalah legenda tunggal putra bulutangkis Indonesia bersama Liem Swie King, Lius Pongoh, Hastomo Arbi, Kartono,dll serta pahlawan bulutangkis Indonesia di era 1980-an bersama pebulutangkis-pebulutangkis Indonesia yang lainnya. Beliau sekarang menjadi salah satu staf ahli menpora di eranya SBY-JK.
Icuk dikenal sebagai atlit bulu tangkis yang kerap menjuarai pertandingan baik di dalam maupun luar negeri. Kiprahnya dalam dunia bulu tangkis memuncak pada saat dia memenangkan kejuaraan bulu tangkis tingkat dunia yang telah memberikannya gelar Juara Dunia pada tahun 1983 dan 1986. Teknik-teknik tajam yang dahulu digunakannya pada setiap pertandingan seakan melegenda. Bahkan hingga kini, diusianya yang ke 46, beliau masih belum kehilangan kelihaiannya dalam bemain bulu tangkis. Hal ini dibuktikan dengan kepiawaiannya melatih anak didiknya di klub PB Pelita Bakrie.
Suami dari Hj. Nina Yaroh dan ayah dari Natassia Octaviani Sugiarto, Tommy Sugiarto, dan Jauza Fadhilla Sugiarto ini seakan tak dapat dipisahkan dari bulu tangkis. Kendati karirnya menjadi atlit bulu tangkis telah selesai, namun dia tetap berjuang dengan segala cara untuk meningkatkan permainan atlit-atlit bulu tangkis Indonesia agar selalu dapat menorehkan prestasi tertinggi pada setiap pertandingannya.


Latar belakang dan keluarga
Putera ke tiga dari tujuh bersaudara dari pasangan Harjo Sudarmo dan Ciptaningsih (alm) ini sudah menunjukkan bakatnya dalam bermain bulu tangkis semenjak menginjak usia 12 tahun. Orang tua Icuk sendiri tak pernah menyia-nyiakan bakat yang dimiliki puteranya itu. Sejak dini Icuk digembleng di klub di daerahnya, Solo, hingga akhirnya dia diboyong ke Jakarta.
Icuk memulai pendidikan formalnya di SD Negeri 3 Kratonan dan SMP Negeri 1 yang keduanya berada di Solo. Karena kemampuannya yang dirasa semakin lama semakin meningkat, Icuk pun mendapatkan kesempatan untuk hijrah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikannya di SMA Negeri Ragunan.
Pada tahun 1983 Icuk menikah dengan Hj. Nina Yaroh seorang atlet bulutangkis putri nasional dari Medan, dan pada tahun 1984 pasangan tersebut dianugrahi anak pertama mereka, Natassia Octaviani Sugiarto, dan menyusul Tommy Sugiarto dan si bungsu Jauza Fadhilla Sugiarto pada tahun 1988 dan 1999.
Tommy Sugiarto sendiri saat ini sedang merintis karir pada bidang yang sama dengan yang digeluti oleh sang ayah, bulu tangkis, yang telah membawanya sebagai atlit bulu tangkis terbaik di level 14 tahun ke bawah untuk tingkat DKI Jakarta. Tommy terpilih sebagai tunggal keempat tim Piala Thomas Indonesia tahun 2008. Prestasinya bisa dibilang membanggakan Icuk. di usia 14 tahun, dia sudah bisa membawa Klub Bulutangkis Pelita Bakrie tempat ia bernaung menjadi juara umum ditingkat cabang PBSI Jakarta Barat dengan meraih gelar di nomor Tunggal Remaja dan Taruna serta Ganda Remaja Putra.
Tommy saat itu juga sudah mampu tampil di ajang bulutangkis nasional, Samsung-SGS II yang diselenggarakan di Bandung, di partai pamungkas dan berhasil menembus final tunggal remaja. 2 tahun belakangan ini prestasinya bisa dibilang lumayan. Tampaknya teladan ayahnya menjadikannya selalu berusaha lebih keras dari waktu ke waktu sehingga diharapkan dapat menyaingi reputasi ayahnya di bidang pebulutangkisan kelak
Tampaknya Icuk Sugiarto memang tak dapat jauh dari dunia bulu tangkis. Karena selain Tommy Sugiarto yang telah mengikuti jejaknya untuk menjadi pemain bulu tangkis profesional, Hj. Nina Yaroh, sang istri, saat ini juga menjabat sebagai Ketua Kepengurusan cabang PBSI daerah Jakarta Barat. Terbukti sekali kecintaan Icuk pada bulu tangkis sangat tinggi, karena baginya bulu tangkis bukan lagi sekadar olah raga yang dapat mendatangkan medali dari pertandingan-pertandingan dalam dan luar negeri, namun lebih pada sesuatu yang telah merekatkan hubungannya dengan keluarga.

Kiprah keatlitan Icuk Sugiarto
Icuk kecil terlihat sudah tertarik pada bulu tangkis sejak berusia 12 tahun. Nampaknya orang tua Icuk tak ingin melepaskan minat dan bakat yang dimiliki putranya maka pada tahun 1974 Icuk pun dimasukkan ke dalam klub bulu tangkis pertamanya, yaitu Klub taruna, kemudian pindah ke klub Abadi Sekolah Atlet ragunan.
Dari tempat ini Icuk mendapat banyak pelajaran berharga yang membuatnya semakin mantap menitipkan hatinya pada olah raga yang pada awalnya dipopulerkan di Inggris ini.

Kejuaraan
Tak lengkap rasanya jika perjuangan melewati hari demi hari di kamp pelatihan tanpa diuji di lapangan pertandingan. Icuk mengikuti pertandingan bulu tangkis skala internasional pertamanya pada tahun 1979 yang membuatnya menyandang predikat sebagai Juara I Single ASEAN pelajar. Pertandingan demi pertandingan dilewatinya dengan gilang gemilang. Tak kurang dari tiga puluh pertandingan menjadi saksi kemenangannya. Hingga akhirnya pada tahun 1983, Icuk Sugiarto, atas nama Indonesia menyabet gelar yang paling bergengsi di dunia bulu tangkis: Juara Dunia Single.


Prestasi
1979
Juara I Single Asean Pelajar
1980
Juara I Double Nasional.
1981
Juara I Double India Terbuka.
1981
Juara Double PON IX.
1982
Juara I Double Asian Games.
1982, 1986 & 1988
Juara I Single Indonesia Terbuka.
1985
Juara Single PON X.
1983 s/d 1987
Juara Nasional.
1983 s/d 1986
Juara I Taiwan Terbuka.
1983
Juara Dunia Single.
1984
Juara I Single Malaysia Terbuka
1984 & 1985
Juara I Single Thailand Terbuka
1984
Juara I Single Belanda Terbuka
1985
Juara I Single Piala Dunia ALBA
1985, 1987 & 1989
Juara Single Sea Games
1986
Juara I Single China Terbuka
1986
Juara I Single Piala Dunia 555
1987
Runner Up Single All England
1988
Juara I Single Perancis Terbuka
1988
Juara I Single Hongkong Terbuka
1984, 1986, 1988 & 1990
Team Thomas Cup
1983, 1984 & 1985
Team Asia

Penghargaan
Perjuangannya membela nama bangsa tidak hanya sekali dua kali dilakukannya. Pemerintah pun tampaknya tidak menutup mata pada bakat dan prestasi yang diraihnya. Berbagai macam penghargaan diberikan padanya sebagai salah satu bentuk apresiasi yang diberikan pemerintah padanya. Sebut saja gelar atlet terbaik yang dianugrahkan sebanyak 4 kali oleh SIWO PWI padanya sebanyak 4 kali dalam kurun waktu sepuluh tahun, Bintang jasa Kelas I dari Menpora, hingga Bintang Satya Lencana Kebudayaan yang dianugrahkan Presiden RI pada tahun 1991.


Penghargaan
1983
Warga Teladan Kelas I di Solo dari Pemda.
1984
Mendapat tanda jasa Bintang Kelas I dari MENPORA.
1986
Atlet Terbaik Asia Pilihan Wartawan China.
1982, 1983, 1986 & 1988
Atlet Terbaik Indonesia Pilihan SIWO PWI.
1991
Mendapat Bintang Satya Lencana Kebudayaan dari Presiden R.I.
1997
Mendapat Bintang Satya Jasa dari PB. PBSI.
1999
Mendapat Bintang Service Award dari IBF.
2007
Mendapat Gadget Award Katagori Tokoh Olahraga 2007.

Kiprah paska keatlitan
Kendati Icuk Sugiarto telah menggantungkan raketnya pada tahun 1989, namun sang Juara Dunia tahun 1983 ini seakan tak mau melupakan bidang yang telah membesarkan namanya. Merasa memiliki tanggung jawab untuk memajukan dunia perbulutangkisan negeri agar tak pernah kalah dengan negara-negara lain, Icuk pun masih tetap meluangkan waktunya untuk berkiprah dalam bidang pebulutangkisan walau saat ini berada di balik layar.
Saat ini ia tercatat sebagai pelatih di PB Pelita Bakrie. Kerja kerasnya telah membuahkan hasil dengan mencetak atlit-atlit muda handal semisal Candra Wijaya, Nova Widiyanto, Markis Kido, Vita Marisa, Toni Gunawan Tak berhenti sampai disitu, segudang kegiatan yang terkait dengan bulu tangkis pun dilakoninya. Pada saat Icuk menjabat sebagai Ketua Pengurus Daerah DKI Jakarta juga salah satu Pengurus PB PBSI dan tak hanya itu, dia pun dipercaya oleh Menegpora Adhyaksa Dault untuk menjabat posisi Staf Ahli Menegpora untuk periode tahun 2004 hingga sekarang.
Sebagai mantan atlit, tak aneh rasanya jika dia sangat mengerti kebutuhan para atlit bulu tangkis. Dimulai dari sarana dan prasarana hingga program pelatihan yang diharapkan merata dari pusat hingga daerah. Beliau berpendapat jika bibit-bibit unggul tidaklah harus berasal dari pusat, namun juga dapat digali di daerah-daerah, oleh karena itu pelakuan atlit baik yang berada di pusat maupun di daerah haruslah sama.
Tidak hanya atlit saja yang menjadi perhatiannya, namun juga basib para mantan atlit yang telah berjasa mengharumkan nama bangsa baik pada kancah nasional maupun internasional. Masalah-masalah yang terkait dengan keadaan ekonomi dan status kewarganegaraan mantan atlit (dan atlit saat ini) juga tak luput dari perhatiannya. Keinginannya saat ini adalah lebih meningkatkan prestasi bulu tangkis Indonesia di kancah internasional yang sempat selama beberapa tahun ini mati suri dengan membangun struktur organisasi yang kuat pada tubuh PBSI.


Jabatan
1989 – Sekarang
Ketua Umum PB. Pelita Bakrie.
1997 – 2001
Direktur Pemandu Bakat PB. PBSI
1996-1999 & 1999-2002
Ketua Umum Pengcab PBSI Jakarta Barat.
2002-2006 & 2006-2010
Ketua Umum Pengda PBSI DKI Jakarta.
1994 – Sekarang
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Generasi Muda Kosgoro.
1994 – 1999
Ketua Dewan Pimpinan Pusat KNPI.
2000 – 2004
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Garda Muda Merah Putih.
2005 - 2008
Anggota Majelis Pemuda Indonesia DPP KNPI
1998
Caleg DPR RI.
2004 – 2005
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi & Pelatnas PB. PBSI.
2007 – 2011
Ketua Umum Pengurus Pusat IANI (Ikatan Atlet Nasional Indonesia).
2004 – Sekarang
Staf Khusus MENPORA R.I.
2005 - Sekarang
Komisaris Utama PT. Cipta Langit Biru
2005 – Sekarang
Penasehat BPPOP (Badan Pusat Penyelenggara Olahraga Profesional)
2007- 2012
Ketua Departemen Olahraga DPP Partai Persatuan Pembangunan
2006- Sekarang
Tim Ahli Lembaga Anti Doping Indonesia.
2007-2011
Ketua bidang dana PERTINA
2007 - Sekarang
Ketua Umum Yayasan Peduli Atlet Indonesia/YPAI

Debut BOS di O2SN

Pada tanggal 8 Maret lalu BOS 71 turut berpartisipasi dalam Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (O2SN). Kejuaraan ini diselenggarakan di GOR Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Karena panitia mengharuskan peserta tiba jam setengah 7, maka anak-anak BOS yang akan bertanding dan berberapa supporter udah berkumpul di sekolah jam 6, dan berangkat bersama-sama ke GOR Pondok Bambu.

Waktu sampai di sana, ternyata GOR nya masih tutup, gara-gara pihak panitianya telat. terpaksa pasukan BOS manunggu setengah jam sampai akhirnya GOR di buka.

Setelah tiba di tempat pertandingan dan setelah menyelesaikan drawing, BOS 71 harus menghadapi SMAN 59 di awal pertandingan.

Tadinya tim BOS 71 sempat menganggap remeh SMAN 59. Tapi setelah pertandingan pertama single putra, yang dimainkan Afary mengalami kekalahan, para pendukung BOS 71 mulai sadar bahwa lawannya bukanlah tim yang patut diremehkan.

Untungnya Dini memenangkan pertandingan kedua. Membuat segenap pendukung BOS bisa bernapas lega, tapi cuma sesaat.

Saat akan memulai pertandingan ketiga, ganda campuran, ternyata pemain single wanita 59, diturunkan lagi untuk pertandingan ganda mix. Kontan, ketua BOS yang merangkap manajer di turnamen tersebut, Sebastian Adi Nugraha memprotes kepada pihak panitia. Karena menurut peraturan turnamen, seorang pemain hanya boleh bermain di satu partai. Panitia mendengarkan protes dari BOS. Sehingga pihak panitia memberikan batas waktu kepada SMAN 59 untuk menemukan pemain baru dalam waktu 15 menit. Pemain 59 sampe harus ngejemput pemain cabutan ke rumahnya. Pertandinggan jadi ditunda 15 menit.

Setelah 15 menit, pertandingan ketiga pun dimulai. Di awal pertandingan pasangan BOS Agung-YP diatas angin. Suporter BOS meramalkan Agung-YP akan menang mudah. Tapi semua supporter BOS terperanjat saat pemain pria SMAN 59 mulai panas. Dia langsung ngeluarin smash-smash yang mengerikan. Dalam waktu sekejap pasangan BOS bisa disusul, set pertama pun dimenangkan SMAN 59.

Set kedua pertandingan semakin panas. Baik pemain pria 59 maupun pemain pria BOS, Agung, bermain sangat baik. Agung sempat membalikkan smash pemain 59 dengan gerakan putar yang luar biasa indah dan menakjubkan, sayang bola yang dikembalikan tanggung, sehingga dapat dimanfaatkan pemain 59 dengan baik. Setelah pertandingan yang sengit di set ke-2, pasangan BOS, Agung-YP memenangkan set ini.
Sayang pasangan BOS ini harus mengakui kehebatan lawan mereka. Rubber-set dimenangkan SMAN 59.

BOS71-pun kalah agregat 1-2. Pasukan BOS 71 pun harus pulang lebih awal.

Teknik Memegang Raket




Bulutangkis dikenal sebagai olahraga yang banyak menggunakan pergelangan tangan. Karena itu, benar tidaknya cara memegang raket akan sangat menentukan kualitas pukulan seseorang.
Salah satu teknik dasar bulutangkis yang sangat penting dikuasai secara benar oleh setiap calon pebulutangkis adalah pegangan raket. Menguasai cara dan teknik pegangan raket yang betul, merupakan modal penting untuk dapat bermain bulutangkis dengan baik pula. Oleh karena itu, apabila teknik pegangan raket salah dari sejak awal, sulit sekali meningkatkan kualitas permainan. Pegangan raket yang benar adalah dasar untuk mengembangkan dan meningkatkan semua jenis pukulan dalam permainan bulutangkis.
Cara pegangan raket yang benar adalah raket harus dipegang dengan menggunakan jari-jari tangan (ruas jari tangan) dengan luwes, rileks, namun harus tetap bertenaga pada saat memukul kok. Hindari memegang raket dengan cara menggunakan telapak tangan (seperti memegang golok).
Jenis Pegangan RaketPada dasarnya, dikenal beberapa cara pegangan raket. Namun, hanya dua bentuk pegangan yang sering digunakan dalam praktek, yaitu cara memegang raket forehand dan backhand. Semua jenis pukulan dalam bulutangkis dilakukan dengan kedua jenis pegangan ini.
Dua macam cara memegang raket di atas, pada kenyataannya digunakan secara bergantian sesuai situasi dan kondisi permainan. Untuk tahap awal para pemula biasanya diajarkan cara memegang forehand terlebih dahulu, kemudian baru backhand.
Pada akhirnya untuk pemain yang sudah terampil akan terlihat pegangan raketnya hanya satu grip. Ini terjadi karena pergeseran pegangan tangan dari forehand ke backhand dan sebaliknya hanya sedikit dan terjadi secara otomatis.
Pegangan raket yang benar, dan memanfaatkan tenaga pergelangan tangan pada saat memukul kok, dapat meningkatkan mutu pukulan dan mempercepat laju jalannya kok. ini berarti, telah menggunakan tenaga secara lebih efisien namun efektif. ltulah sebabnya, sejak dini peserta latih harus membiasakan memukul kok dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan (tenaga pecut).

Cara Memegang Raket Forehand




  1. Pegang raket dengan tangan kiri, kepala raket menyamping. Pegang raket dengan cara seperti “jabat tangan”. Bentuk “V” tangan diletakkan pada bagian gagang raket.


  2. Tiga jari, yaitu jari tengan, manis dan kelingking menggenggam raket, sedangkan jari telunjuk agak terpisah.


  3. Letakkan ibu jari diantara tiga jari dan telunjuk.

Cara Memegang Raket Backhand
Untuk backhand griop, geser “V” tangan ke arah dalam. Letaknya di samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang lebar.

Cara Latihan
Sebelum praktek melakukan latihan pukulan, perlu dilakukan latihan untuk adaptasi menggerak-gerakkan pergelangan tangan dengan tetap memegang raket dengan benar.





  1. Peserta latih dibiasakan selalu memegang raket dengan jari-jari tangan, luwes, dan tetap rileks, tetapi tetap mempunyai tenaga.


  2. Lakukan gerakan raket ke axah kanan dan kiri, dengan menggunakan tenaga pergelangan tangan. Begitu juga gerakan ke depan dan ke belakang, sehingga terasa betul terjadinya tekukan pada pergelangan tangan.


  3. Gerakkan pergelangan tangan ke atas dan ke bawah.


  4. Memukul bola (kok) ke tembok.


  5. Bouncing ball.


Kesalahan Yang Terjadi





  • Memegang raket dengan menggenggam, jari-jari rapat dan sejajar.


  • Posisi “V” tangan berada pada bagian grip raket yang lebar.


Bagaimana melatih langkah kaki (Footwork) Anda bermain bulutangkis?


Dalam permainan bulutangkis salah satu unsur yang paling penting adalah langkah kaki (Footwork). Sebaik apapun smash Anda akan percuma jika tidak dibarengi langkah kaki yang bagus di lapangan. Langkah kaki (footwork) yang efektif dan efisien akan mempermudah Anda bergerak di lapangan, stamina dan tenaga yang diperlukan akan lebih kecil. Bayangkan jika Anda mondar-mandir lari setengah lapangan badminton yang berukuran 88x99m2 dan berusaha mengembalikan shuttlecock yang meluncur cepat, bisa kebayang dalam 15 menit pasti sudah ngos-ngosan. :)
Berikut adalah tips latihan langkah kaki (footwork) untuk permainan tunggal dengan menggunakan tangan kanan.
Mulai dari posisi tengah dengan gerakan dancing. Untuk membalikan shuttlecock dropshot backhand, langkah kecil kaki kiri kemudian diikuti langkah besar kaki kanan pada posisi backhand. Selesai membalikkan shuttlecock, balik ke posisi awal dengan langkah kaki kanan ke belakang diikuti langkah kaki kiri. Lutut agak ditekuk untuk mendapatkan kekuatan kaki. Jaga gerakan dancing sambil menunggu shuttlecock.
Untuk membalikkan shuttlecock dropshot pada posisi forehand. Jaga gerakan dancing dimulai dengan langkah kecil kaki kiri dan diikuti langkah besar kaki kanan, usahakan lutut agak ditekuk untuk mendapatkan kekuatan kaki, setelah itu balik ke posisi center dengan langkah kaki kanan kemudian diikuti langkah kaki kecil.
Membalikkan shuttlecock yang long pada posisi backhand. Jaga gerakan dancing kemudian langkah kaki kanan ke sebelah kiri dengan posisi kaki kanan menyilang dan punggung menghadap ke net. Selesai mengembalikan shuttlecock balik ke posisi center dengan langkah kaki kanan ke posisi semula.
Jika shuttlecock jatuh pada posisi long di sebelah forehand, langkah kaki kanan sesuai dengan jarak yang bisa dijangkau kemudian kembali ke posisi center, sambil menunggu shuttlecock yang dibalikkan lawan.
Yang perlu diperhatikan adalah start point di lapangan yaitu center point atau tengah lapangan setiap mengembalikan shuttlecock yang dropshot atau belakang Anda berusaha untuk balik lagi ke titik tersebut sambil menunggu shuttlecock dibalikin lawan Anda. Usahakan gerakan dancing tetap terjaga supaya ada kecepatan awal bagi tubuh untuk bergerak.
Tips footwork di atas hanya sebagai referensi untuk melatih langkah kaki Anda karena gerakan tersebut cukup efisien tapi bukan mutlak. Kemungkinan Anda bisa menemukan gerakan yang lebih bagus dan efisien dengan cara Anda sendiri.
Intinya adalah lakukan langkah kaki (footwork) sesuai dengan irama permainan Anda, temukan sendiri langkah yang paling efektif dan efisien berdasarkan permainan karena postur tubuh tiap pemain adalah berbeda-beda seperti tinggi badan, bentuk tulang, dan keseimbangan badan juga beda. Bahkan ada pebulutangkis juara dunia yang memiliki langkah kaki yang tidak beraturan.
Just be yourself :)
Langkah kaki (Footwork) ini kelihatan gampang tapi untuk melatihnya kadang memerlukan waktu yang lama.
Salam BuluTangkis }>D

Peraturan Dasar Bultangkis



Lapangan
Lapangan bulutangkis dapat dibuat dengan mudah, di mana saja, sejauh tersedia ruangan seluas kira-kira 12 X 20 meter. Di tempat terbuka tentu saja diupayakan agar gangguan angin tidak terlalu besar, sedangkan bila di ruang tertutup, atap bangunannya sebisa mungkin di atas delapan meter agar shuttlecock yang tengah dimainkan tidak sampai terganggu.
Di Indonesia, di kampung-kampung lapangan bulutangkis banyak didirikan di atas tanah, semen cor, atau aspal. Namun, di gedung olahraga biasanya sudah berupa semen yang dilapisi vinyl atau kayu lantai. Di lapangan yang diakui secara internasional digunakan karpet yang terbuat dari karet keras, namun elastis.
Lapangan bulutangkis ber-ukuran 610 X 1340 cm, yang dibagi dalam bidang-bidang, masingmasing dua sisi berlawaan. Ada garis tunggal, ada garis ganda, ada ruang yang memberi jarak antara pelaku dan penerima servis.


Net
tDi tengah-tengah lapangan ada net yang tingginya 155 cm. Net merupakan pembatas berupa jaring yang membentang antara dua bidang permainan yang diikatkan pada tiang. Tiang itu haruslah kukuh, sehingga net yang dibentangkan tidak akan turun bila ditarik kencang agar lurus. Tinggi net di tengah-tengah lapangan, haruslah 152 cm dari permukaan lapangan.
Shuttlecock
Shuttlecock yang di Indonesia lazim disebut kok, biasanya terbuat dari bulu angsa buatan abrik, umumnya sudah memiliki standar yang ditentukan IBF. Berat kok sekitar 5,67 gram. Bulu angsa yang menancap di gabus yang dibungkus kulit berwarna putih berjumlah antara 14-16 buah, dan diikat dua tali agar tidak mudah lepas. Jenis inilah yang selalu dipakai untuk kejuaraan resmi. Di luar negeri banyak pula digunakan kok dari karet, baik untuk gabus maupun bulunya. Bentuk, ukuran, dan besarnya harus sama dengan kok yang terbuat dari bulu angsa, namun umumnya kok plastik hanya dipakai untuk latihan saja.
Kok yang bagus adalah kalau dipukul dengan raket dengan tangan di bawah pinggang meluncur dengan lurus, tanpa gerakan ke arah kiri atau kanan saat mengundara. Para pemain tingkat internasional sering mencoba kok dengan memukul ke ruang di balik netnya. Bila dipukul dengan tangan mengayun dari bawah, kok yang baik akan mencapai kira-kira di tempat yang sama dengan pelaku servis.


Raket
Raket pada masa lalu, sampai tahun 1970-an, masih dikenal raket yang baik gagang maupun kepala (daunnya) terbuat dari kayu, sekarang umumnya dibuat dari bahan grafit, meskipun masih ada yang dibuat dari bahan aluminium atau besi ringan. Bentuknya cuma beraneka macam, tetapi yang nge-trend sampai dengan tahun 2002 adalah yang umumnya dipakai pemain pelatnas. Semakin mahal harganya maka semakin enteng dan kuat raket itu.
Raket ini memiliki jaring yang dibuat dari senar (string), berupa tali plastik sintetis. Senar yang baik adalah senar yang bisa dipasang sekencangkencangnya tetapi tidak mudah putus, agar raket dapat memantulkan kok yang dipukul dengan kencang atau cepat. Raket ini biasanya dibungkus dalam tas raket yang dapat memuat sampai kirakira enam buah raket.


Sepatu dan Pakaian
Seperti atlet lain pada umumnya, setiap pemain bulutangkis memiliki perlengkapan utama dan tambahan ketika tampil di sebuah permainan atau pertandingan. Baju, celana, sepatu tergolong asesori utama, sedang ikat tangan, ikat kepala, pengaman lutut bisa disebut tambahan. Sepatu bulutangkis haruslah enteng, namun menggigit bila dipakai di lapangan agar pemain dapat bergerak, balk maju maupun mundur tanpa terpeleset. Karet sol yang menggigit dibutuhkan karena frekuensi gerakan maju dan mundur di bulutangkis berlangsung tinggi, dalam tempo cepat. Sepatu bulutangkis umumnya berwarna putih dengan garis-garis yang warnanya bervariasi.
Kaus kaki tidak wajib namun sebaiknya memiliki daya serap keringat yang tinggi dan agak tebal supaya empuk dan mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi kulit akibat pergesekan kulit dengan sepatu.
Celana pendek atau kaus bulutangkis sebenarnya bebas, tetapi di tingkat internasional banyak dipakai jenis kaus yang sejuk dan mampu menyerap keringat dengan cepat. Terkadang pemain menggunakan kaus tangan, pengikat kepala, atau penjaga lutut, balk untuk keperluan esensial maupun sekedar untuk menambah ramai penampilan.


Peraturan Pertandingan

Secara sederhana, permainan bulutangkis adalah upaya untuk memasukkan kok ke bidang permainan lawan, tanpa kok itu tidak bisa dikembalikan. Ada berbagai cara melakukannya, seperti memasukkan kok ke bidang yang tidak terjaga lawan, atau memasukkan kok dengan cepat, sehingga tidak sempat dikuasai atau dikejar lawan.
Sebelum pertandingan kedua pemain menjalani undian yang dilakukan wasit, biasanya dengan tos menggunakan mata uang logam. Pemenang boleh memilih lapangan dan melakukan servis pertama kali. Untuk ganda, setelah undian hanya satu orang yang melakukan servis dan begitu gaga! mendapat angka, maka servis pun berpindah ke lawan.
Angka diperoleh si pelaku servis, sehingga bila dia gagal, servis berpindah, tidak menggunakan rally point seperti di tenis meja atau bola voli. Bila kok tidak bisa dikembalikan lawan, dia akan mendapat angka.
Dalam melakukan servis, prinsip yang harus dipegang adalah kepala raket tidak boleh Iebih tinggi dari pinggang, kok dalam keadaan dipegang, dan kaki tidak bergerak mendahului gerakan memukul kok. Sedang penerima servis mengalami fault bila bergerak sebelum lawan melakukan servis.
Bola kok juga menjadi mati bila terpukul dua kali, gagal melewati net, mendarat di luar garis, raket melewati atas net atau menyentuh net, kaki melewati batas garis bidang.

Sejarah Bulutangkis


Olah raga yang dimainkan dengan kok dan raket, kemungkinan berkembang di Mesir kuno sekitar 2000 tahun lalu tetapi juga disebut-sebut di India dan Republik Rakyat Cina.
Nenek moyang terdininya diperkirakan ialah sebuah permainan Tionghoa, Jianzi yang melibatkan penggunaan kok tetapi tanpa raket. Alih-alih, objeknya dimanipulasi dengan kaki. Objek/misi permainan ini adalah untuk menjaga kok agar tidak menyentuh tanah selama mungkin tanpa menggunakan tangan.
Di Inggris sejak zaman pertengahan permainan anak-anak yang disebut Battledores dan Shuttlecocks sangat populer. Anak-anak pada waktu itu biasanya akan memakai dayung/tongkat (Battledores) dan bersiasat bersama untuk menjaga kok tetap di udara dan mencegahnya dari menyentuh tanah. Ini cukup populer untuk menjadi nuansa harian di jalan-jalan London pada tahun 1854 ketika majalah Punch mempublikasikan kartun untuk ini.
Penduduk Inggris membawa permainan ini ke Jepang, Republik Rakyat Cina, dan Siam (sekarang Thailand) selagi mereka mengolonisasi Asia. Ini kemudian dengan segera menjadi permainan anak-anak di wilayah setempat mereka.
Olah raga kompetitif bulutangkis diciptakan oleh petugas Tentara Britania di Pune, India pada abad ke-19 saat mereka menambahkan jaring/net dan memainkannya secara bersaingan. Oleh sebab kota Pune dikenal sebelumnya sebagai Poona, permainan tersebut juga dikenali sebagai Poona pada masa itu.
Para tentara membawa permainan itu kembali ke Inggris pada 1850-an. Olah raga ini mendapatkan namanya yang sekarang pada 1860 dalam sebuah pamflet oleh Isaac Spratt, seorang penyalur mainan Inggris, berjudul "Badminton Battledore - a new game" ("Battledore Bulutangkis - sebuah permainan baru"). Ini melukiskan permainan tersebut dimainkan di Gedung Badminton (Badminton House), estat Duke of Beaufort's di Gloucestershire, Inggris.

Sejarah BOS 71

Pada pertengahan Juli 2008, sekumpulan murid kelas XI yang menyukai olahraga bulutangkis berkumpul untuk membicarakan tentang pendirian ekskul bulutangkis di SMAN 71. Para murid kelas XI ini sangat menyayangkan tidak adanya ekskul bulutangkis di SMAN 71, padahal bulutangkis adalah salah satu cabang olahraga yang paling diminati di Indonesia dan memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi dunia olahraga Indonesia. Akhirnya para siswa ini sepakat untuk mendirikan ekskul bulutangkis di SMAN 71.

Maka dimulai dari hari itu juga dan berberapa hari seterusnya, para siswa tersebut yang diwakili Sebastian Adi Nugraha dan Julia Permata Edwita terus melobi pihak sekolah yang terdiri dari Bu Kadarwati, kepala sekolah saat itu, Pak Bambang P.S, dan Pak Wayan.

Akhirnya setelah melakukan pembicaraan dan diskusi selama berberapa hari, ekskul badminton diperbolehkan memulai latihannya pada tanggal 27 Juli 2008 dengan masa uji coba empat minggu. Saat itu angggota yang berhasil terkumpul adalah 72 siswa, sehingga ekskul ini menjadi ekskul dengan jumlah anggota terbanyak kedua di SMAN 71. Dan setelah masa ujicoba selama empat minggu, maka ekskul ini diresmikan oleh sekolah pada tanggal 24 Agustus 2008.

Awalnya lapangan yang dipakai ekskul ini hanya 1 lapangan. Pada bulan September, pihak sekolah menambah 1 lapangan lagi, sehingga lapangan yang dipakai sekarang ada 2 lapangan.

Pada tanggal 28 February 2009, eksul bulutangkis 71 memiliki pin sendiri. Pin tersebut sekaligus menandai ekskul baru ini memiliki nama yaitu "Badminton of Seventy One (BOS)" sebagai nama resmi ekskul ini.

Pada tanggal 8 Maret 2009, BOS memulai debutnya untuk tampil pada turnamen bergengsi "Olimpiade Olahraga Sekolah Nasional (O2SN)". Pemain-pemain yang diturunkan adalah: Muhammad Afary (single putra), Dini Ratnasari (single putri), pasangan Agung Putra dan Chintya Yunita Prameswari (ganda campuran). Namun sayang sekali langkah BOS 71 harus terhenti di babak awal turnamen saat melawan SMAN 59, dengan agregat 1-2.


Struktur Organisasi BOS 71 tahun pertama 2008/2009:

Ketua Umum : Sebastian Adi Nugraha
Wakil Ketua I : Hendri Prima (digantikan Muhammad Angga Febriano)
Wakil Ketua II : Dini Ratnasari
Sekretaris I : Julia Permata Edwita (digantikan Anggun Dyah Prameswari)
Sekretaris II : Anggun Dyah Prameswari (digantikan Kirana Kusumaputri)
Bendahara I : Chyntia Yunita Prameswari
Bendahara II : I Gusti Made Ardika
Koordinator Lapangan : M. Angga Febriano dan Nanda Elsada Putra
Humas : Salman Muslim Pratama, Zandy Nizwardhana, dan M. Afary